Seleksi AFS Tahap 3

Halohalo, balik lagi sama gue di post tentang Seleksi AFS/YES. Sekarang gue mau bahas tahap terakhir seleksi tingkat chapter, yaitu Seleksi Tahap 3! Buat yang belum baca post gue tentang seleksi tahap-tahap sebelumnya, bisa klik disini.

Kalo udah, langsung aja ya!

– Dinamika Kelompok

Jadi, kalian bakal dibagi kelompok, 1 kelompok dalam 1 ruangan. Pas gue dateng list kelompok & ruangannya tuh udah dipajang, jadi gue sama yang lain sempet kenalan dulu bentar biar di dalam ruangan nanti lebih enak.

Di kelompok gue ada Alberic, Rafif, Dinda, dan Hilda. (SHOUTOUT TO THEM FOR BEING THE DREAM-TEAM. Miss you guys!)

Nah, awal masuk ruangan kita semua masih bingung cengo gak tau harus ngapain. Gue masih inget banget di dalam ruangan itu ada 3 kakak juri, 2 perempuan dan 1 laki-laki. Ada juga 1 orang Hosting di Karawang, Isabella (IF YOU’RE READING THIS, HI!) 😀 Gak lama kemudian salah satu kakak kasih kita beberapa amplop dan kita disuruh milih secara random. Di dalam amplop tersebut ada berbagai macam kasus. Dari amplop yang kita pilih, kita dapat kasus bagaimana mengatasi masalah minat baca masyarakat.

Setelah itu kakaknya kasih kita alat dan bahan buat kita bikin ‘sesuatu’ yang bisa mengatasi masalah kasus tadi. Alat dan bahannya ada 1 pak kartu poker, selotip, dan gunting. Udah itu aja. Dikit banget, i know. 😂

Setelah diskusi singkat, gue sama teman sekelompok gue memutuskan untuk bikin maket perpustakaan umum modern. (Hayo gimana.)

Setelah riweuh selotip sana-sini, akhirnya prakarya kami jadi. Terus disuruh presentasi sama kakak-kakaknya. Kami pun menjelaskan apa itu perpustakaan modern kami, mau dibangun dimana nanti, ditujukan untuk siapa, darimana modal untuk membangun perpustakaan tersebut, macam-macam, deh.

TIPS:

Tips dari gue, jangan mendominasi kelompok!!! Pokoknya get everyone in your group involved. Pastikan semua anggota dapat menyatakan pendapat, kalau pendapat kalian gak disetujuin jangan ngambek. Masalah leader, kalian jangan maksain kalo kalian harus jadi leader biar dapat nilai besar, jangan. Lebih baik kalian tanya dulu ke yang lain, ada yang bersedia jadi leader nggak.

Karena kalian cuma punya waktu 30 menit untuk mengerjakan ‘project’ kalian, diskusinya jangan lama-lama, nanti waktunya keburu habis. Ingat, yang dinilai itu bukan hasil karya kalian jelek atau bagus, tapi bagaimana kalian dapat bekerja sama dengan orang lain. Presentasiin maket kalian all out aja jangan malu-malu. Be confident!

– Unjuk Bakat

Selanjutnya kami disuruh menampilkan bakat kami masing-masing. Tapi dalam satu kesatuan, gak misah-misah. Awalnya kami bingung gimana caranya, soalnya bakat kami berbeda-beda. Gue pun dapat ide untuk bikin acara pentas seni sekolah, dan akhirnya kami bikin acara ‘BINABUD MENCARI BAKAT’. Bukan pensi, sih. Tapi semacam ajang pencarian bakat gitu.

Alberic pun menjadi MC-nya, Alif menampilkan hasil karya animasinya di komputer, Dinda dan Hilda menyanyi duet, sedangkan gue taekwondo. Setelah semua menampilkan bakatnya masing-masing, giliran para kakak juri untuk bertanya seputar acara kami, ‘BINABUD MENCARI BAKAT’.

Hal yang tak terduga adalah saat sang kakak bertanya tentang pendapat kami masing-masing terhadap anggota kelompok kami. Pertanyaan-pertanyaan seperti, siapa menurut kamu yang pantas untuk lolos? Siapa menurut kamu yang paling berkontribusi dan yang paling tidak aktif dalam kelompok? Menurut kamu, kamu sendiri pantas untuk lolos atau tidak? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah pokoknya.

TIPS:

Yakin, percaya diri, do your best! Jangan ragu, jangan malu, lakukan aja apa yang mau kalian lakukan. Jangan takut nilai kalian jelek, just do it!

“In order to succeed, your desire for success must be greater than your fear of failure.”

Setelah seleksi kelar dan sebelum kita pulang dan berpisah, entah kapan ketemu lagi. A photo is a must!

Dari kiri ke kanan: Alif, gue, Hilda, Dinda, dan Alberic.

Good luck adik-adik!!! Jangan patah semangat dan jangan lupa berdoa!